Sistem kekebalan tubuh yang melemah dapat memengaruhi kesehatan seseorang. Tubuh tidak mampu melawan virus dan bakteri, sehingga orang menjadi rentan terhadap penyakit. Ini karena ada gangguan pada sistem kekebalan tubuh kita. Walaupun gangguan sistem imun ini tidak fatal, namun membutuhkan penanganan yang tepat.
Immunodeficiency dapat memiliki banyak penyebab dan seseorang dapat mengalami masalah ini baik sejak lahir ataupun jauh di kemudian hari. Berikut ini penjelasan tentang defisiensi imun, penyebabnya, pengobatan serta bagaimana pencegahannya.
Apa itu defisiensi imun?
Immunodeficiencies adalah kondisi di mana tubuh Anda tidak dapat melawan infeksi serta penyakit. Ini karena mekanisme pertahanan tubuh Anda melemah. Gangguan ini dapat membuat Anda rentan terhadap infeksi virus, bakteri dan jamur serta infeksi bakteri. Sistem pertahanan tubuh meliputi organ-organ seperti kelenjar getah bening, sumsum tulang, limpa serta amandel. Keempat organ tersebut memproses serta melepaskan limfosit, yaitu sel darah putih (sel B dan T).
Sel B dan T melawan zat asing yang disebut antigen, seperti bakteri, virus, sel kanker, dan parasit. Kurangnya pertahanan tubuh akan melemahkan kemampuan tubuh untuk mempertahankan dan melawan antigen ini.
Imunodefisiensi dibagi menjadi dua bagian, primer dan sekunder. Imunodefisiensi primer adalah kelainan mekanisme daya tahan yang dimiliki seseorang secara bawaan atau kondisi bawaan yang disebabkan karena riwayat penyakit keluarga/perubahan genetik.
Imunodefisiensi sekunder adalah masalah imunitas yang berkembang pada seseorang di kemudian hari karena faktor lingkungan tertentu. Imunodefisiensi sekunder lebih umum ketimbang primer.
Sampai saat ini, para peneliti telah mengidentifikasi lebih dari 300 bentuk penyakit imunodefisiensi primer. Beberapa bentuk sangat ringan sehingga hanya dikenali di masa dewasa. Namun, ada bentuk lain yang cukup parah untuk dikenali segera setelah anak lahir.
Gejala gangguan pada sistem kekebalan tubuh
Setiap bentuk defisiensi imun mengalami gejala yang unik, yang dapat bersifat akut (mendadak dan berumur pendek) atau kronis (terjadi dalam jangka waktu yang lama) dan dapat bervariasi dari orang ke orang. Orang dengan gangguan imunitas cenderung akan mendapatkan infeksi yang bertahan lebih lama dan mengalami infeksi yang tidak mungkin terjadi pada sistem imun yang sehat.
Secara umum, gejala imunodefisiensi adalah:
- Pneumonia berulang dan berulang, bronkitis, infeksi sinus, infeksi telinga, meningitis, infeksi kulit
- Peradangan organ dalam
- Kelainan darah seperti jumlah trombosit yang rendah atau anemia
- konjungtivitis (konjungtivitis)
- Peradangan kronis pada gusi (gingivitis)
- infeksi jamur
- Pertumbuhan dan perkembangan tubuh lambat
- Gangguan pencernaan seperti kehilangan nafsu makan, mual, diare
- Penyakit autoimun yang berbahaya (lupus, rheumatoid arthritis maupun diabetes tipe 1)
Penyebab defisiensi imun
Penyebab paling umum dari defisiensi imun primer adalah faktor keturunan, yang diwarisi dari salah satu atau kedua orang tua. Jika Anda menderita defisiensi imun primer dan berencana untuk memiliki anak, masuk akal untuk berkonsultasi dengan dokter atau mencari konseling genetik. Meskipun defisiensi imun sekunder dapat disebabkan oleh beberapa alasan, termasuk:
- Penyakit yang kronis seperti diabetes atau kanker
- Luka bakar yang buruk
- infeksi HIV yang menyebabkan AIDS
- Leukemia, kanker sel sumsum tulang yang menyebabkan hipogammaglobulinemia, sejenis imunodefisiensi sekunder
- Di negara-negara terbelakang, kekurangan gizi atau malnutrisi mempengaruhi hingga 50 persen populasi, membuat orang rentan terhadap infeksi saluran pernapasan dan diare.
Selain masalah kesehatan, penyebab imunodefisiensi sekunder lainnya meliputi:
- Faktor usia. Usia dapat melemahkan pertahanan dalam tubuh Anda. Seiring usia yang bertambah, beberapa organ yang memproduksi sel darah putih akan melemah.
- Efek samping obat kanker dan metode pengobatan, seperti kemoterapi, juga bisa menjadi penyebab imunodefisiensi sekunder.
- Kekurangan protein. Protein sangat penting untuk imunitas. Tubuh juga memproduksi protein selama tidur yang bisa membantu tubuh melawan infeksi. Karena itu, kurang tidur dapat melemahkan imun Anda.
Pengobatan imunodefisiensi
Terapi imunodefisiensi berfokus pada pencegahan infeksi, pengobatan infeksi, dan penguatan imun tubuh.
Terapi antibiotik dan imunoglobulin adalah dua perawatan yang paling umum digunakan. Obat antivirus, seperti oseltamivir dan asiklovir, atau obat interferon juga terkadang digunakan dalam pengobatan. Transplantasi sumsum tulang dapat dilakukan jika sumsum tulang tidak menghasilkan cukup limfosit.
Baca juga 25 Manfaat Buah Delima, Mulai dari Kecantikan Hingga Imunitas Tubuh
Pencegahan defisiensi imun
Imunodefisiensi primer bisa dikontrol dan ditangani dengan obat-obatan. Sayangnya ia tidak bisa kita cegah. Hal ini disebabkan perubahan genetik. Jika Anda atau anak Anda memiliki sistem kekebalan yang lemah, Anda dapat melakukan langkah-langkah berikut demi mencegah infeksi, antara lain:
- Biasakan gaya hidup bersih. Wajib cuci tangan hingga bersih menggunakan sabun setelah menggunakan toilet dan sebelum makan.
- Jagalah kebersihan gigi Anda. Sikatlah gigi Anda minimal dua kali per hari.
- Makan makanan yang sehat dan seimbang dapat membantu mencegah infeksi.
- Aktif secara fisik karena olahraga penting untuk kesehatan Anda secara keseluruhan.
- Cukup tidur. Cobalah tidur dan bangun pada waktu yang sama tiap hari dan tidurlah dengan jumlah sama setiap malam. mengelola stres Beberapa penelitian menunjukkan bahwa stres dapat melemahkan kekebalan tubuh. Jauhkan stres dengan pijat, meditasi, yoga, atau lakukan hobi. Tidur yang cukup. Kurang tidur berkepanjangan tidak hanya dapat menyebabkan berbagai jenis penyakit kronis, tetapi juga dapat melemahkan kesanggupan tubuh Anda untuk melawan infeksi.
- Hindari atau jauhi orang yang terkena flu atau infeksi lain dan hindari keramaian.
Pada saat yang sama, faktor risiko defisiensi imun dapat dikurangi melalui perubahan gaya hidup. Misalnya, - Rajin-rajinlah mengkonsumsi makanan bergizi tinggi serta lakukan aktivitas fisik.
# sel sel #
# menyerang sel darah putih #
# yang menyerang paru-paru #
# kekebalan tubuh menyerang diri sendiri #
# penyakit ini umumnya diderita oleh orang yang mengalami kecelakaan #
# penyakit ini terjadi karena penderita sering melakukan kebiasaan buruk #
# multiple sclerosis #
# autoimun yang menyerang sendi #