Pemanfaatan Herbal Indonesia: Mendorong Kesehatan Berbasis Kearifan Lokal
Baru-baru ini, Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Republik Indonesia (BPOM RI), Taruna Ikrar, menyoroti pentingnya pemanfaatan tanaman herbal Indonesia secara optimal. Dalam pernyataannya, ia mengajak seluruh elemen bangsa untuk mengembangkan kekayaan hayati nusantara agar mampu berkontribusi dalam sistem kesehatan nasional maupun global. Indonesia, dengan keanekaragaman hayatinya, menyimpan ribuan jenis tanaman obat yang belum sepenuhnya dimanfaatkan secara ilmiah maupun industri.
Melalui riset yang terintegrasi, inovasi produk, dan regulasi yang mendukung, tanaman herbal tidak hanya berperan dalam pengobatan tradisional, tetapi juga dapat dikembangkan menjadi obat modern berbasis alam yang memenuhi standar keamanan dan efektivitas.
Indonesia: Ladang Emas Tanaman Obat Dunia
Indonesia dikenal sebagai salah satu negara dengan keanekaragaman hayati terbesar di dunia. Lebih dari 30.000 spesies tanaman tumbuh di negeri ini, dan sekitar 9.600 di antaranya memiliki khasiat sebagai tanaman obat (Kemenkes RI, 2023). Namun, masih banyak yang belum teridentifikasi secara ilmiah atau belum dimanfaatkan secara optimal oleh industri kesehatan.
Pemerintah, melalui BPOM dan Kementerian Kesehatan, terus mendorong pengembangan obat herbal terstandar (OHT) dan fitofarmaka agar mampu menjadi bagian dari layanan kesehatan formal. Upaya ini juga melibatkan lembaga riset, perguruan tinggi, serta pelaku usaha untuk menciptakan ekosistem pengembangan herbal yang berkelanjutan.
Kunyit: Rempah Tradisional dengan Potensi Modern
Salah satu contoh tanaman herbal yang telah digunakan secara turun-temurun di Indonesia adalah kunyit (Curcuma longa). Dalam tradisi pengobatan Nusantara, kunyit biasa digunakan untuk mengatasi gangguan pencernaan, nyeri haid, dan peradangan. Kini, berbagai studi ilmiah modern membuktikan bahwa kurkumin, senyawa aktif dalam kunyit, memiliki efek farmakologis yang sangat luas.
Menurut National Institutes of Health (NIH) dan berbagai jurnal kesehatan, kurkumin memiliki sifat anti-inflamasi, antioksidan, antimikroba, bahkan antitumor. Hal ini menjadikan kunyit sebagai salah satu kandidat utama dalam pengembangan fitofarmaka Indonesia.
Manfaat Ilmiah Kunyit bagi Kesehatan
Berikut adalah beberapa manfaat kunyit yang telah dibuktikan melalui berbagai studi klinis dan laboratorium:
Mengurangi Peradangan
Kurkumin bekerja sebagai agen antiinflamasi alami yang dapat mengurangi peradangan kronis pada tubuh. Ini sangat bermanfaat untuk penderita radang sendi, kolitis, dan penyakit autoimun lainnya.
Meningkatkan Kesehatan Pencernaan
Kunyit merangsang produksi empedu yang membantu pencernaan makanan berlemak, dan digunakan dalam pengobatan tradisional untuk mengatasi maag, perut kembung, dan gangguan lambung.
Menjaga Fungsi Otak
Kurkumin dapat meningkatkan kadar hormon BDNF (Brain-Derived Neurotrophic Factor), yang berperan dalam regenerasi sel otak dan berpotensi mencegah penyakit neurodegeneratif seperti Alzheimer.
Menurunkan Risiko Penyakit Jantung
Beberapa studi menunjukkan bahwa konsumsi kurkumin dapat memperbaiki fungsi endotel pembuluh darah dan menurunkan risiko penyumbatan arteri.
Tantangan Pengembangan Herbal: Dari Riset ke Pasar
Meskipun potensinya besar, pengembangan herbal di Indonesia masih menghadapi sejumlah kendala. Mulai dari keterbatasan riset terapan, kesenjangan regulasi, hingga kurangnya literasi masyarakat mengenai penggunaan herbal yang aman dan berbasis bukti. Produk herbal sering kali tidak memiliki standardisasi dosis dan mutu, sehingga kurang dilirik dalam dunia medis modern.
Karena itu, dukungan terhadap riset ilmiah, uji klinis, dan edukasi masyarakat sangat diperlukan untuk mengangkat herbal Indonesia ke level internasional. Kunyit hanyalah satu dari ribuan tanaman yang berpotensi menjadi solusi kesehatan masa depan.
Saatnya Herbal Lokal Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri
Langkah BPOM RI dalam mendorong pemanfaatan herbal merupakan sinyal positif bagi masa depan industri kesehatan nasional. Dengan dukungan kebijakan, riset, dan inovasi, Indonesia berpotensi besar menjadi pusat pengembangan obat herbal dunia. Melalui pengolahan yang tepat, herbal seperti kunyit bisa menjadi produk unggulan yang tidak hanya berakar pada budaya, tetapi juga diakui oleh ilmu pengetahuan modern.
Sumber:
Detik Health. 2025. Kepala BPOM Ingin RI Jadi Raja Herbal di Dunia, Andalkan Kunyit - Link
Health Harvard. 2024. Turmeric Benefits: A look at The Evidence - Link
Hopkins Medicine. 2023. Turmeric Benefits - Link