Indonesia Catat Lebih dari 23.000 Kasus Sifilis, Sudahkah Kita Mengenalnya?
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia baru-baru ini melaporkan adanya lonjakan signifikan dalam kasus sifilis di tanah air. Pada tahun 2024, tercatat sebanyak 23.000 kasus sifilis, menandakan peningkatan yang signifikan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Kondisi ini menjadi perhatian serius, mengingat dampak kesehatan yang ditimbulkan, terutama pada ibu hamil dan anak-anak.
Kenali Penyakit Sifilis
Penyakit seksual ini dikenal dengan istilah ‘Raja Singa’. Sifilis merupakan infeksi menular seksual yang disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Perkembangan infeksi ini terjadi dalam beberapa tahap serta memiliki gejala yang berbeda-beda, mulai dari luka pada area genital, ruam kulit, hingga kerusakan organ yang serius jika tidak diobati.
Bakteri ini ditularkan melalui kontak langsung dengan luka terbuka yang terjadi pada tahap awal infeksi. Luka bisa muncul di alat kelamin, anus, atau mulut. Jika tidak segera diobati, infeksi ini dapat berkembang menjadi tahap lanjut yang menyebabkan komplikasi serius, termasuk kerusakan pada jantung, otak, dan saraf.
Dampak pada Ibu Hamil dan Balita
Salah satu perhatian utama adalah penularan sifilis dari ibu hamil kepada bayi. Data Kemenkes menunjukkan bahwa sekitar 60% ibu hamil yang terinfeksi sifilis tidak mendapatkan pengobatan yang memadai sehingga berisiko menularkan penyakit ini kepada bayi mereka. Dampaknya bisa sangat serius, mulai dari keguguran, bayi lahir mati, hingga cacat permanen pada bayi.
Penularan pada Ibu Rumah Tangga
Menariknya, penularan sifilis tidak hanya terjadi pada kelompok berisiko tinggi seperti pekerja seks atau pengguna narkoba suntik, tetapi juga pada ibu rumah tangga. Sekitar 35% kasus penyakit seksual (sifilis dan HIV) di Indonesia terjadi pada ibu rumah tangga, dengan sebagian besar penularan berasal dari suami yang memiliki perilaku seksual berisiko.
Pentingnya Skrining dan Pengobatan
Deteksi sifilis dilakukan melalui tes darah dan pemeriksaan klinis. Pengobatan yang paling efektif adalah dengan pemberian antibiotik, biasanya penisilin. Penting bagi siapa saja yang berisiko untuk menjalani pemeriksaan secara rutin agar penyakit ini dapat ditangani sedini mungkin dan mencegah penyebaran lebih lanjut.
Edukasi dan pencegahan seperti, penggunaan kondom dan pemeriksaan rutin bagi individu yang aktif secara seksual, merupakan cara utama untuk mengendalikan penyebaran sifilis.
Langkah Pencegahan
Untuk mengatasi masalah ini, Kemenkes mengimbau masyarakat untuk:
Melakukan skrining secara rutin, terutama bagi ibu hamil dan pasangan seksual.
Menggunakan pengaman seks saat berhubungan untuk mencegah penularan.
Meningkatkan kesadaran tentang pentingnya pengobatan dan mengurangi stigma terhadap penderita sifilis.
Mendukung program pemerintah dalam menyediakan layanan kesehatan yang mudah diakses oleh masyarakat.
Peningkatan kasus sifilis di Indonesia merupakan masalah kesehatan masyarakat yang serius dan memerlukan perhatian bersama. Pemerintah, masyarakat, dan sektor terkait harus bekerja sama untuk meningkatkan kesadaran, memperluas akses skrining dan pengobatan, serta mengurangi stigma terhadap penderita. Langkah-langkah tersebut diharapkan dapat menekan angka kasus sifilis dan mengurangi dampaknya terhadap ibu dan anak.
Sumber:
CNN Indonesia. 2025. 23 Ribu Warga RI Terkena Sifilis - Link
Kemenkes. 2013. Pedoman Tatalaksana Sifilis - Link
Cleveland Clinic. 2023. Syphilis - Link