Hasil Cek Kesehatan Gratis Ungkap Banyak Anak Sekolah Alami Anxiety dan Depresi
Kesehatan mental anak dan remaja merupakan aspek penting yang sering kali terabaikan. Baru-baru ini, data nasional menunjukkan adanya peningkatan yang signifikan dalam prevalensi anxiety dan depresi di kalangan anak usia sekolah di Indonesia. Anxiety pada masa anak dan remaja sering kali tampak sepele, padahal berdampak besar pada perkembangan anak, prestasi akademik, serta hubungan sosialnya.
Temuan Data Nasional
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) melakukan program Cek Kesehatan Gratis (CKG) yang menargetkan 53 juta peserta didik di seluruh Indonesia. Menurut Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin, hasil CKG pada 72 sekolah dengan 7.000 peserta didik menunjukkan bahwa sekitar 2% atau 1 dari 50 anak usia sekolah mengalami depresi. Selain itu, ditemukan bahwa 1 dari 10 peserta didik usia 13–17 tahun pernah mencoba bunuh diri dalam setahun terakhir. Hasil CKG juga mengungkapkan angka kecemasan dan depresi pada anak sekolah yang cukup tinggi.
Mengapa Anxiety Bisa Terjadi Pada Anak Sekolah?
Ada beberapa faktor risiko yang mendorong peningkatan anxiety pada anak sekolah:
Penggunaan gadget dan media sosial
Menurut Kemenkes, faktor signifikan penyebabnya adalah penggunaan gawai berlebihan, budaya membandingkan diri, cyberbullying, serta paparan konten negatif di media sosial.
Tekanan akademik
Di era persaingan pendidikan yang semakin ketat, banyak anak sekolah menghadapi tekanan akademik mulai dari tuntutan nilai tinggi, kompetisi antar teman yang membuat anak merasa gagal jika tidak mencapai ekspektasi.
Masalah keluarga
Permasalahan di dalam keluarga seperti konflik rumah tangga, perceraian orang tua, dan ketidakstabilan ekonomi berhubungan dengan pola asuh yang lebih keras dan menurunnya kualitas hubungan keluarga, yang kemudian menyebabkan kecemasan pada anak.
Tanda dan Gejala Anxiety Pada Anak
Gejala anxiety pada anak usia sekolah sering kali diabaikan karena dianggap sebagai perubahan perilaku yang normal terjadi pada masa pubertas. Padahal gejala-gejala umum ini bisa bertambah parah jika tidak ditangani sejak dini bisa berujung pada perilaku menyakiti diri atau bunuh diri.
Berikut tanda dan gejala anxiety yang dapat terjadi pada anak usia sekolah:
Menjadi lebih sensitif seperti marah yang meledak-ledak atau sedih tanpa alasan yang jelas.
Kehilangan minat terhadap hal-hal yang biasanya dilakukan.
Menarik diri dan menghindar dari keramaian.
Kehilangan rasa percaya diri.
Prestasi menurun.
Gangguan makan dan tidur.
Gangguan fisik seperti sakit kepala, nyeri otot, sakit perut, sakit punggung, dan merasa lemas/letih.
Upaya yang Dapat Dilakukan
Orang tua, sekolah dan pemerintah memainkan peran penting dalam mencegah dan mengatasi anxiety pada anak usia sekolah.
Peran Orang Tua
Orang tua harus terlibat dalam kehidupan anak dengan cara menunjukkan cinta, kasih sayang dan perhatian kepada anak. Orang tua juga harus menciptakan ruang aman untuk anak, sehingga anak berani menceritakan permasalahan yang sedang mereka hadapi serta perasaan apa yang sedang mereka rasakan. Jangan lupa untuk memberikan pujian serta apresiasi atas segala pencapaian anak agar anak lebih percaya diri.
Peran Sekolah
Sekolah wajib menciptakan lingkungan yang aman dan terbebas dari perundungan, kekerasan dan diskriminasi sehingga setiap anak merasa diterima dan dihargai di lingkungan sekolah. Sekolah juga diharapkan dapat memberikan ruang untuk anak mengungkapkan perasaan yang didampingi oleh tim kesehatan jiwa sekolah (guru BK atau psikolog sekolah) untuk mengembangkan keterampilan sosial dan emosional yang sehat.
Peran Pemerintah
Program CKG yang diselenggarakan pemerintah terbukti mampu mengungkap masalah anxiety yang selama ini tersembunyi pada anak sekolah, sehingga perlu dijadikan program rutin tahunan di seluruh sekolah. Untuk mendukung program ini, pemerintah dapat bekerja sama dengan tenaga profesional kesehatan mental/psikolog, guru BK, wali kelas, dan guru mata pelajaran mengenai “Kesehatan Mental di Sekolah” yang mencakup tentang tanda dan gejala anxiety, respons pertama yang tepat, serta teknik konseling dasar.
Peran Nutrisi
Kesehatan mental anak juga sangat dipengaruhi oleh apa yang mereka makan. Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa pola makan yang buruk seperti tinggi gula, makanan ultra-proses, dan kekurangan vitamin dan mineral dapat meningkatkan resiko anxiety. Perkembangan otak anak pada usia sekolah sangat pesat sehingga membutuhkan nutrisi lengkap untuk membangun fisik dan mental yang kuat, yang bisa membantu mereka belajar lebih baik, lebih fokus, memiliki emosi yang stabil sehingga dapat mengurangi dan mencegah risiko anxiety.
Nutrisi Lengkap untuk Dukung Kesehatan Mental Anak
Selain pola makan sehat yang rendah gula dan tinggi serat, pemenuhan nutrisi untuk mendukung tumbuh kembang fisik dan mental anak usia sekolah dapat dibantu melalui suplemen yang mengandung vitamin, mineral, dan serat.
Nutrimax Green Max, mengandung ekstrak Spirulina dan Chlorella yang berperan sebagai prebiotik untuk meningkatkan bakteri baik dan menjaga kesehatan saluran pencernaan. Pencernaan dan otak saling terhubung erat melalui “gut─brain axis” sehingga kesehatan pencernaan mempengaruhi kesehatan otak. Bakteri dapat memproduksi berbagai senyawa termasuk neurotransmitter seperti serotonin di usus. Spirulina dan Chlorella sebagai prebiotik membantu meningkatkan populasi bakteri baik penghasil senyawa serotonin. Serotonin memiliki banyak peran untuk kesehatan, seperti mencegah depresi, serta mengatur suasana hati, nafsu makan, dan kualitas tidur. Beli di sini.
Nutrimax Teen MX, mengandungan kombinasi 15 vitamin, 13 mineral, 5 herbal dan 2 asam amino yang diformulasikan untuk melengkapi kebutuhan remaja akan nutrisi pendukung tumbuh kembang baik fisik dan mental sekaligus menjaga keseimbangan hormonal remaja pada masa pubertas. Kandungan vitamin B6, B12, D, dan juga vitamin C, serta mineral seperti magnesium, yang bekerja sama dengan triptofan (asam amino) untuk memproduksi “hormon bahagia”. Sedangkan Kandungan Fish Oil powder, Glutamine dan Ginkgo biloba extract membantu meningkatkan daya ingat dan kecerdasan. Beli di sini.
Nutrimax Kidz Omega 3, mengandung branded ingredient Kinomega yang merupakan konsentrat Omega-3 dengan kandungan DHA lebih tinggi dari EPA serta memiliki kemurnian tinggi dan bebas dari cemaran logam berat. Omega 3 berperan dalam mengoptimalkan proses tumbuh kembang fisik dan mental, serta meningkatkan dan mengoptimalkan fungsi otak, sistem saraf, dan retina mata (penglihatan). Beberapa penelitian menunjukkan bahwa anak yang mengonsumsi omega-3 memiliki gejala anxiety dan depresi yang lebih rendah. Beli di sini.
Nutrimax Vitamin D3 400 IU, dengan bentuk sediaan tablet yang kecil atau sirup dengan rasa yang manis, memudahkan anak dalam mengonsumsinya. Anxiety berkaitan dengan penurunan neurotransmitter serotonin dan dopamine. Dengan asupan vitamin D3 yang cukup, tubuh mampu memproduksi neurotransmitter serotonin dan dopamine yang bisa membantu mencegah munculnya gejala depresi dan berperan dalam regulasi mood. Beli di sini.
Nutrimax Vitamin B Complex, dikenal sebagai vitamin saraf yang mengandung semua jenis vitamin B lengkap dari vitamin B1 sampai B12 dengan rasio seimbang sebagai nutrisi otak dan sistem saraf. Vitamin B6, B9, dan B12 membantu produksi neurotransmitter seperti serotonin dan dopamine yang mengatur suasana hati. Beli di sini.
Nutrimax Magnesium Glycerophosphate + K2 mengandung Magnesium Glycerophosphate (GIVOMAG™) yang mudah diserap tubuh dan tidak menimbulkan gangguan pencernaan. Magnesium dikenal sebagai mineral anti-cemas/relaxan dalam menurunkan aktivitas saraf yang berlebihan, membantu meningkatkan suasanan hati, serta mengurangi gejala stress, depresi dan anxiety. Diperkaya dengan vitamin K2 water-soluble (MenaquinGold) yang larut dalam air untuk menjaga kesehatan & kepadatan tulang. Beli di sini.
Sumber:
Antara News. 2025. Kemenkes: Hasil CKG 0,92 persen warga kemungkinan alami gejala depresi - Link
CNN Indonesia. 2025. Menkes Budi Gunadi Sebut 1 dari 50 Anak Usia Sekolah Alami Depresi - Link
Detik Jabar. 2025. Menkes Beberkan Fakta 1 dari 10 Anak Sekolah Pernah Coba Bunuh Diri - Link
Detik Health. 2024. Hasil Riset: Ketidakstabilan Ekonomi Keluarga Berimbas pada Kesehatan Mental Anak - Link
Kemenkes. 2024. Pentingnya Kesehatan Mental bagi Remaja dan Cara Menghadapinya - Link