Kasus Cs‑137 di Produk Ekspor: Pemerintah Indonesia Ambil Tindakan Serius

https://nutrimax.co.id/storage/img/article/kasus-cs137-di-produk-ekspor-pemerintah-indonesia-ambil-tindakan-serius.png

Food and Drug Administration (FDA) kembali melaporkan temuan zat radioaktif Cesium‑137 (Cs‑137) pada produk ekspor asal Indonesia. Setelah sebelumnya ditemukan pada udang beku, kini Cs‑137 juga terdeteksi dalam cengkeh yang dikirim ke pasar Amerika Serikat. Pemerintah Indonesia merespons serius kasus ini dengan melibatkan berbagai lembaga terkait untuk melakukan investigasi menyeluruh.

Cs‑137 Ditemukan dalam Udang Beku Ekspor

Temuan awal dilaporkan pada Agustus 2025, ketika FDA mendeteksi keberadaan Cs‑137 pada udang beku yang diekspor oleh perusahaan PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods). Berdasarkan laporan resmi FDA, kadar Cs‑137 yang terdeteksi berada pada kisaran 68 Bq/kg.

Meskipun nilai tersebut masih di bawah ambang batas intervensi FDA untuk pangan, yakni 1.200 Bq/kg, produk tetap dilarang masuk ke pasar AS. Perusahaan tersebut dimasukkan ke dalam daftar Import Alert, yang berarti semua pengiriman dari perusahaan tersebut akan ditahan sampai dinyatakan aman.

Pihak Badan Pengawas Tenaga Nuklir (BAPETEN) segera melakukan penelusuran di kawasan industri yang terkait dengan rantai pasok produk tersebut. Hasil penyelidikan awal menunjukkan adanya kemungkinan kontaminasi dari material logam bekas (scrap metal) yang mengandung Cs‑137, yang ditemukan di kawasan Cikande, Banten.

Cengkeh Terpapar Cs‑137, Kasus Kedua dalam Dua Bulan

Pada akhir September 2025, FDA kembali melaporkan adanya temuan Cs‑137 dalam cengkeh yang dikirim oleh perusahaan PT Natural Java Spice. Kadar radioaktif yang terdeteksi dalam cengkeh mencapai 732,43 Bq/kg, atau sekitar 61% dari ambang batas FDA.

Meskipun masih dalam ambang yang dianggap tidak membahayakan secara langsung, FDA mengambil langkah pencegahan dengan memasukkan perusahaan tersebut ke dalam daftar larangan impor. Hal ini dilakukan untuk memastikan tidak ada risiko bagi konsumen AS serta mendorong penyelidikan lebih lanjut dari pihak Indonesia.

Pemerintah Bentuk Satgas

Pemerintah Indonesia membentuk Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Cs‑137 pada 11 September 2025, setelah terungkapnya adanya kontaminasi Cesium‑137 dalam ekspor udang beku. 

Hingga kini (awal Oktober 2025), salah satu langkah utama yang telah dijalankan Satgas adalah pemeriksaan kesehatan masyarakat di sekitar kawasan industri Cikande, Serang, Banten. Dari data yang dilaporkan, 1.562 orang telah menjalani pemeriksaan kesehatan di wilayah tersebut.

Dari mereka, 9 orang dinyatakan menunjukkan indikasi paparan radiasi Cs‑137, meskipun dalam kondisi yang ditangani dan belum dikonfirmasi apakah dampaknya serius. Selain itu, kawasan industri Cikande resmi ditetapkan sebagai zona khusus radiasi untuk mencegah penyebaran dan memfokuskan upaya dekontaminasi.

Apa Itu Cesium‑137?

Cesium‑137 (Cs‑137) adalah isotop radioaktif yang dihasilkan dari proses fisi nuklir, seperti dalam reaktor tenaga nuklir atau ledakan senjata atom. Unsur ini dikenal karena kemampuannya memancarkan radiasi pengion, khususnya sinar gamma dan partikel beta, yang bersifat berbahaya bagi makhluk hidup.

Dengan waktu paruh sekitar 30 tahun, Cs‑137 tetap aktif dan berpotensi menyebarkan radiasi dalam jangka waktu lama jika tidak ditangani dengan benar. Dalam lingkungan, Cs‑137 dapat mencemari tanah, air, dan udara, lalu masuk ke rantai makanan melalui tanaman, hewan laut, atau bahan pangan lain.

Cesium-137 (Cs‑137) dapat diserap oleh tubuh manusia dan terdistribusi ke jaringan otot setelah masuk ke dalam tubuh. Penyebaran cesium, khususnya cesium-137 yang bersifat radioaktif, dapat terjadi melalui beberapa jalur, antara lain:

  • Melalui air, karena garam cesium sangat larut dalam air.

  • Melalui udara, dalam bentuk partikel radioaktif atau sebagai hasil dari ledakan nuklir.

  • Melalui rantai makanan, melalui makanan atau minuman yang telah terkontaminasi.

Dampak Cs‑137 terhadap Kesehatan Manusia

Paparan Cesium‑137 dalam tubuh manusia dapat menyebabkan berbagai gangguan kesehatan. Dalam jangka pendek, dosis tinggi Cs‑137 bisa menimbulkan gejala seperti:

  • Mual dan muntah

  • Kelelahan ekstrem

  • Luka pada jaringan tubuh

  • Penurunan sistem kekebalan

Sementara dalam paparan jangka panjang, Cs‑137 dapat meningkatkan risiko kerusakan DNA, mutasi sel, dan kanker, khususnya kanker darah (leukemia) dan tiroid. Radiasi yang terus-menerus juga dapat berdampak buruk pada anak-anak, ibu hamil, dan orang dengan kondisi medis tertentu.

Karena dampak kesehatannya yang serius, lembaga-lembaga internasional seperti WHO dan IAEA menetapkan batas paparan Cs‑137 yang sangat ketat, terutama pada produk makanan dan air minum.

Sumber:

CDC. 2025. Cesium-137 - Link

CNN Indonesia. 2025.  Ramai Cemaran Cs-137 pada Udang dan Cengkeh, Apa Dampaknya pada Tubuh? - Link

The Conversation. 2025. Udang Ekspor Indonesia terkontaminasi Zat Radioaktif: Pemerintah Tidak Boleh Lengah - Link

Loading...
Please wait ...
whatsapp