Masih Banyak yang Bingung, Ini Cara Bicara Seksualitas dengan Anak Tanpa Canggung
Tak jarang orang tua merasa canggung saat membahas topik seksual dengan anak. Padahal, komunikasi yang sehat justru kunci untuk membekali anak menghadapi perubahan melalui masa pertumbuhan. Psikolog Glori Telis Amanta dari Puspaga Kota Tangerang mengungkap bahwa kendati masih tabu, penting bagi orangtua memberi pendidikan seksual sejak dini agar anak siap menghadapi risiko seperti kekerasan seksual dan pergaulan bebas.
Mengapa Pembicaraan Seks Sejak Dini Itu Penting?
Dengan memberikan edukasi yang tepat, anak dapat memahami fungsi organ seksual dan reproduksinya, serta terhindar dari penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak diinginkan. Berikut beberapa alasan mengapa pembicaraan seks penting sejak dini:
Menurunkan Risiko Perilaku Seksual Dini dan Penyakit
Sebuah studi dari JAMA Pediatrics menyimpulkan bahwa remaja yang sering ngobrol soal seks dengan orangtuanya cenderung menunda waktu pertama kali mereka melakukan hubungan seksual. Mereka juga lebih sadar soal bahaya penyakit menular seksual dan kehamilan yang tidak direncanakan.Membangun Rasa Percaya dan Keterbukaan
Penelitian dari PubMed menunjukkan bahwa komunikasi yang terbuka antara orangtua dan anak membuat anak merasa lebih nyaman untuk cerita. Mereka jadi nggak sembunyi-sembunyi kalau mengalami sesuatu, termasuk soal hubungan atau tekanan dari teman. Ini juga membantu anak untuk berani ambil keputusan yang sehat dan aman kalau menghadapi situasi yang berkaitan dengan seksualitas.Mengajarkan Batasan Diri dan Penghormatan Tubuh
Banyak orangtua masih pakai istilah "anu" atau "burung" untuk menyebut alat kelamin. Padahal menurut artikel dari Parents.com, menggunakan istilah yang benar seperti “penis” atau “vagina” sejak dini justru bikin anak lebih percaya diri, lebih paham soal batasan tubuh, dan lebih mudah menceritakan kalau mereka mengalami sesuatu yang tidak nyaman atau berbahaya. Contohnya, kalau ada yang menyentuh bagian tubuh mereka tanpa izin, anak jadi bisa langsung cerita dengan kata-kata yang jelas.
Strategi Praktis Orangtua
Orangtua perlu membangun komunikasi yang nyaman dan akrab dengan anak sejak dini. Berikut beberapa strategi praktis yang dapat diterapkan:
Gunakan Bahasa yang Sesuai Usia
Mulai dari istilah sederhana seperti “area pribadi” hingga seiring bertambah usia, kenalkan istilah anatomis yang tepat. Gunakan momen saat anak menanyakan sesuatu untuk membuka dialog.Jangan Satu Arah, Jadilah Listener Aktif
Kembangkan budaya keluarga di mana pertanyaan anak tak selalu direspons dengan ceramah. Praktik listening aktif dan rasa ingin tahu dapat memunculkan lahirnya kepercayaan.Bangun Dialog Bertahap dan Konsisten
Orangtua tidak perlu menunggu momen khusus atau besar untuk menjelaskan semua hal tentang seksualitas kepada anak dalam satu waktu (misalnya saat anak sudah remaja). Justru, cara terbaik adalah mulai lebih awal dan dibicarakan sedikit demi sedikit, disesuaikan dengan usia dan perkembangan anak.
3–5 tahun: Sebut nama anatomi seperti “penis”, “vagina” dan jelaskan tindakan menyentuh yang diperbolehkan, misalnya saat mandi atau pergi ke dokter.
6–9 tahun: Jawab pertanyaan sederhana tentang reproduksi dan kenalkan konsep persetujuan: “Kamu boleh bilang tidak kalau nggak nyaman”.
10–13 tahun (pra-remaja): Diskusikan perubahan tubuh saat pubertas, korelasinya dengan emosi, dan perkenalkan konsep batasan tubuh.
14–17 tahun (remaja): Bahas aspek lebih kompleks seperti hubungan yang sehat, risiko seks, dan penggunaan kondom atau kontrasepsi jika relevan.
Manfaat Jangka Panjang
Obrolan soal seksualitas yang dibangun sejak dini ternyata punya banyak manfaat penting. Anak jadi punya rasa percaya diri untuk bilang “nggak” saat berada di situasi yang nggak nyaman, bisa menjaga batas diri, dan nggak mudah ikut-ikutan tekanan dari teman. Selain itu, hubungan antara anak dan orangtua juga jadi lebih dekat. Anak nggak takut cerita, karena tahu mereka nggak akan langsung dimarahi atau dihakimi.
Yang menarik, beberapa penelitian bahkan menemukan bahwa anak-anak yang terbiasa ngobrol terbuka dengan orangtuanya soal seksualitas cenderung lebih berhati-hati saat dewasa nanti, mereka nggak buru-buru memulai hubungan seksual dan lebih siap mengambil keputusan yang aman.
Sumber :
Hurst, J. L., et al . (2022). Parent–child communication and adolescent sexual decision making. Journal of Family Psychology, 36(3), 449 - Link
Time Magazine. Alas, You Do Have to Talk to Your Teen About Sex - Link
Widman, L., et al. (2016). Parent-adolescent sexual communication and adolescent safer sex behavior. JAMA pediatrics, 170(1), 52-61 - Link
Voi.id. Psikolog Ungkap Masih Banyak Orang Tua yang Bingung Bicara Seksualitas dengan Anak - Link

