Pulau Jawa Alami Fenomena Bediding: Cuaca Dingin di Musim Kemarau dan Imbauan Jaga Kesehatan
Berbagai wilayah di Indonesia mengalami penurunan suhu udara di tengah musim kemarau. Kondisi ini dikenal dengan istilah bediding, yaitu fenomena turunnya suhu yang menyebabkan udara terasa lebih dingin dari biasanya, terutama pada malam hari hingga menjelang pagi.
Biasanya, fenomena ini identik dengan wilayah dataran tinggi atau pegunungan yang memang memiliki suhu sejuk, seperti kawasan Dataran Tinggi Dieng. Namun, dalam beberapa waktu terakhir, wilayah perkotaan seperti Jakarta dan daerah sekitarnya pun turut merasakan hawa dingin ini. Perubahan suhu tersebut membuat banyak orang merasakan suasana pagi yang lebih sejuk dari biasanya, bahkan di wilayah yang umumnya bercuaca panas.
Penyebab Fenomena Bediding
Menurut keterangan resmi dari BMKG, fenomena bediding terjadi akibat kombinasi beberapa kondisi atmosferik normal di puncak musim kemarau, yaitu:
Langit cerah tanpa awan menyebabkan panas bumi yang diserap siang hari mudah terlepas lewat radiasi pada malam, hingga suhu permukaan turun drastis
Kelembapan udara rendah mengurangi jumlah uap air yang biasanya menahan panas radiasi balik, sehingga malam jadi lebih dingin.
Angin monsun timur dari Australia membawa massa udara kering dan dingin karena Australia sedang musim dingin yang semakin memperdalam penurunan suhu, khususnya di wilayah selatan seperti Jawa, Bali, NTB, dan NTT .
BMKG juga menegaskan bahwa fenomena ini tidak ada kaitannya dengan aphelion, posisi Bumi terjauh dari matahari karena pengaruhnya terhadap suhu di permukaan sangat kecil (sekitar 3 %). Secara keseluruhan, bediding adalah fenomena alamiah dan wajar pada musim kemarau. BMKG menegaskan bahwa bediding bukanlah sesuatu yang luar biasa. Ini adalah siklus tahunan yang wajar terjadi saat puncak kemarau, terutama antara Juli hingga Agustus.
Dampak terhadap Kesehatan Masyarakat
Meskipun fenomena bediding bukanlah peristiwa cuaca yang berbahaya, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap dampak yang ditimbulkannya, terutama dalam hal kesehatan. Penurunan suhu udara yang cukup signifikan, terutama pada malam hingga pagi hari, dapat memicu gangguan kesehatan seperti masuk angin, flu, hingga gangguan pernapasan, khususnya pada kelompok rentan seperti bayi, anak-anak, lansia, dan penderita penyakit kronis.
Oleh karena itu, BMKG menyarankan agar masyarakat menjaga daya tahan tubuh, menggunakan pakaian hangat saat beraktivitas di malam atau dini hari, dan memastikan sirkulasi udara di dalam rumah tetap baik namun tidak terlalu terbuka saat suhu sedang dingin. Imbauan ini bertujuan agar masyarakat dapat tetap beraktivitas dengan nyaman dan aman selama puncak musim kemarau, yang diperkirakan berlangsung hingga awal September.
Sumber:
CNN Indonesia. 2025. Suhu Dingin Fenomena Bediding - Link
Kompas. 2025. Sampai Kapan Cuaca Dingin atau Bediding di Indonesia Berlangsung? - Link
